Skip to content

Perjalanan Panjang Karir Jajang C Noer, Pernah Jadi Pencatat Adegan di Dunia Perfilman

Jajang C Noer

Bisa hadir di acara bergengsi seperti Far East Film Festival (FEFF) 2024 yang diselenggarakan di Udine, Italia bukanlah pengalaman baru bagi Jajang C Noer yang notabe merupakan aktris peran.

Selama berada di acara tersebut, ia menyinggung dan bercerita tentang perjalanan karirnya sebagai pemain film.

Sebelum dikenal seperti sekarang ini, wanita bernama asli Lidia Djunita Pamontjak harus melewati berbagai perjuangan hebat dan jalan berliku.

Di dunia perfilman, perjuangan Jajang C Noer berawal dari tahun 1973. Ia harus bertanggung jawab sebagai pencatat skrip (penjaga continuity) sehingga keberlanjutan sebuah adegan bisa berjalan dengan lancar.

“Awal mula saya masuk ke dunia perfilman pada tahun 1973. Waktu ini saya hanya tukang catat skrip saja,” ungkap Jajang C Noer.

Nasib baik mulai menghampiri Jajang C Noer setelah dipersunting Arifin C Noer yang merupakan sutradara film. Ia mempunyai peluang besar untuk mengembangkan bakatnya. Meskipun demikian, Arifin tak memanjakan istrinya dengan peran-peran penting. Justru ia memberikan peran biasa-biasa saja dengan tujuan agar kemampuannya bisa terus berkembang dan mengetahui bagaimana sulitnya berjuang dari bawah.

Peran Sisa, Menjadi Istilah yang Jajang C Noer Tekankan

“Meskipun suami saya adalah sutradara film, saya tidak pernah diberikan peran besar dan bagus. Justru ia selalu memberikan peran sisa. Dari situlah bakat akting saya dimulai dan berkembang,” tutur Jajang C Noer.

Meski usia Jajang C Noer sudah menginjak kepala 7, ia tetap optimis menjalani karir yang dicintainya sejak lama.

Rasa duka harus menyelimuti hari-hari Jajang sepeninggal suaminya pada tahun 1995. Ia berusaha tegar dengan terus berkarya di dunia akting.

Baca Juga  Terbongkar! Ini Dia Sederet Aib Selebriti Korea yang Dipaparkan dalam Film Burning Sun

“Saya tetap lanjut berakting dan kecanduan serta mendapatkan tempat menjadi seorang aktris,” tambah Jajang.

Berhasil Menggondol Dua Piala Citra

Perjalanan Karir Jajang C Noer

Selama perjalanan karir di dunia perfilman, Jajang C Noer berhasil meraih dua penghargaan bergengsi melalui jalur Piala Citra.

Dua film yang membawa namanya membumbung tinggi di dalam negeri antara lain film Cinta Tapi Beda (FFI 2013 nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik) dan film Bibir Mer (FFI 1992 nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik).

Lewat karya-karya besar lainnya, Jajang C Noer juga sudah sering masuk sebagai nominee FFF. Konsistensinya sebagai pemeran pendukung wanita terbaik membuat karirnya semakin terang benderang meski sudah lanjut usia.

“Karena perjuangan panjang yang saya dedikasikan pada pekerjaan, saya juga berhasil menggondol penghargaan lifetime achievement,” lanjut Jajang.

Baru-baru ini, wajah Jajang C Noer muncul di dua film horor yakni Siksa Kubur dan Temurun. Keduanya, saat ini masih tayang di seluruh bioskop di tanah air.

Peran Jajang C Noer di Film Siksa Kubur

Film Siksa Kubur karya Joko Anwar melibatkan peran Jajang C Noer. Ia mendapat tanggung jawab untuk memerankan karakter Ningsih. Pada trailer film Siksa Kubur, Ningsih menunjukkan karakter yang galak dan mengenakan hijab. Dalam press conference, Jajang C Noer sempat menyinggung ia kepanasan karena mengenakan hijab saat berakting di film tersebut.

Baca juga: Ubah Penampilan Jadi Pria Lugu, Bryan Domani Tampil Percaya Diri di Film Temurun

Peran Jajang C Noer di Film Temurun

Pada film Temurun, Jajang C Noer didapuk memerankan nenek Sena dan Dewi yang notabene terlibat pesugihan keluarga secara turun temurun demi melancarkan usahanya. Ia banyak beradu akting dengan Bryan Domani dan Yasamin Jasem.

Tertarik mengetahui kisah Jajang C Noer sepanjang karirnya di dunia perfilman tanah air, Anda bisa membaca biodata dan biografi lengkapnya pada link ini https://id.wikipedia.org/wiki/Jajang_C._Noer

Baca Juga  8 Rekomendasi Film Zombie Barat yang Seru dan Menegangkan
Komentar