Bagi masyarakat yang ingin menaiki helikopter atau kendaraan terbang tanpa harus memiliki jet pribadi sepertinya akan menjadi kenyataan. PT Dirgantara Indonesia secara resmi bekerjasama dengan perusahaan mitra untuk ciptakan kendaraan terbang yang bisa dipergunakan oleh masyarakat umum layaknya taksi. Pemasaran masih di akhir tahun 2028 namun planning ini sangat menarik untuk diketahui.
Daftar Isi
ToggleKerjasama PT Dirgantara Indonesia dan PT Vela Prima Nusantara
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bekerjasama dengan PT Vela Prima Nusantara, startup di bidang taksi udara pada hari Rabu (12/6). PTDI juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Intercus Aero Indonesia yang beroperasi di bidang sama. PTDI dan kedua perusahaan tersebut hendak membuat dan mengembangkan moda transportasi publik mobil dan taksi terbang untuk publik.
Bersama PT Vela, PTDI mengembangkan transportasi canggih mobil terbang bernama Vela Alpha yang ditargetkan masuk ke pasar Indonesia pada akhir 2028 sedangkan untuk pemasaran dan pengembangan produk taksi terbang bernama Intercus Sola dilakukan bersama PT Intercus.
Dirut PTDI Gita Amperiawan menyebut kedua produk yakni Vela Alpha dan Intercus Sola akan saling melengkapi. PTDI membidik pasar masa depan dari transportasi udara yang nilainya sekitar 33 miliar dolar atau 500 triliun rupiah hingga tahun 2050. Per periode yang sama diperkirakan Indonesia membutuhkan sekitar 1.300 unit.
“Ini Semua sudah kami hitung agar bisa berjalan sinergis dan hasilkan output optimal sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, semua diuntungkan satu sama lain” kata Gita di Bandung.
Baca juga: Kacamata Pintar Dengan Teknologi AR di Era Dunia Digital
Potensi Indonesia Memiliki Kendaraan Terbang Sangat Besar

Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI Arif Faisal menambahkan, potensi Indonesia untuk memiliki kendaraan terbang sangat besar, peminat pun banyak. Bisa dilihat kini semakin banyak pengguna transportasi udara bahkan di berbagai kota sudah ada helikopter dan jet pribadi yang disewakan.
”Potensinya Sangat besar. Kami mencoba menjawab itu, tantangan untuk kami coba isi” imbuh Arif.
Vela Alpha dan Intercus Aero masing-masing punya target pasar sendiri dimana keduanya berbeda dari sisi berat, kelas, dan kemampuan angkut penumpang. Maka semakin dengan majunya teknologi, sisi transportasi Indonesia juga akan terus berubah dan masyarakat Indonesia berkesempatan meraih sarana terbaik sesuai perkembangan zaman.
Taksi udara Vela Alpha memiliki konsep 1 pilot dengan 4-6 penumpang, cocok untuk penggunaan bersama. Sementara Intercus Aero diisi 1 pilot dengan 2 penumpang saja, lebih pribadi dan cocok untuk beragam kepentingan.
“Intercus Aero mengincar entry to services military dulu, kalau Vela Alpha ini entry to services komersial” terang Arif.
Perbedaan Mendasar Vela Alpha dan Intercus Aero
Perbedaan kedua moda transportasi udara tersebut selain dari jumlah kapasitas penumpang kemudian ialah pada desainnya. Vela Alpha dengan sistem lift and cruise dan rotorcraft yang bisa transisi ke fixed wing aircraft. Intercus Aero cenderung ke multicopter.
Transportasi udara yang saat ini ada ialah pesawat terbang dan helikopter namun penggunaan masih sangat terbatas untuk masyarakat umum. Diharapkan dengan adanya kedua moda transportasi udara yang dikembangkan PTDI bersama perusahaan mitra bisa memperluas cakupan penggunaan transportasi udara yang anti macet dan super cepat.
Masyarakat bisa menikmati perjalanan udara tanpa harus pergi ke Bandara atau bepergian jauh. Taksi terbang dan mobil terbang bisa mendarat di area khusus layaknya helikopter dan bisa bepergian dalam jarak dekat ataupun jauh sesuai kebutuhan. Proses pengembangan masih terus dilakukan. Belum ada rincian perkiraan untuk biaya sewanya mengingat penerapan secara masal baru akan dilakukan beberapa tahun mendatang.