Film Saat Menghadap Tuhan karya sutradara Rudi Soedjarwo disebut terinspirasi dari sisi gelap remaja. Rudi mengaku menaruh perhatian khusus dengan naiknya kasus perundungan dan kekerasan pada anak muda. Ia bertanya-tanya siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk hal tersebut dimana justru banyak orang memilih palingkan wajah dan menutup mata.
“Kenapa hal ini tidak diprioritaskan? Kayaknya lewat film bisa, kita mulai berbagi. Film ini bisa jadi tempat berbagi luka dan mencari bagaimana ke depannya. Misalnya terjadi seperti itu, korban harus kemana? Kalau dia malu atau takut ngomong, dia harus kemana? Ada tempat untuk berbagi tidak?” kata Rudi di Heritage Center Pasar Baru Jakarta hari Rabu (22/5).
Daftar Isi
ToggleMengangkat Isu KDRT, Pelecehan, Hingga Self Love
Film Saat Menghadap Tuhan sendiri berkisah tentang persahabatan empat orang yang semuanya memiliki latar belakang gelap seperti trauma masa kecil seperti kekerasan dalam rumah tangga, self love, hingga pelecehan seksual dari keluarga sendiri. Hal ini membuat mereka bisa teringat dan meledak kapan saja. Kedekatan mereka mencari cahaya di tengah masa lalu kelam yang mereka alami.
Rudi menyebut film Saat Menghadap Tuhan menjadi sarananya untuk suarakan keprihatinan dan mengajak penonton ikut peduli. Dengan kisah dan drama menyentuh, ia berharap filmnya bisa membuka mata segenap masyarakat dan pihak terkait serta memicu diskusi untuk lebih memperhatikan kesehatan mental anak-anak maupun remaja.
Drama yang Dekat dengan Masyarakat

Bagi Rudi, isu yang diangkat sebenarnya masalah yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat saat ini. Drama yang diangkat seluruhnya fiksi, bukan adaptasi dari kisah nyata atau kasus yang viral. Hanya saja, alur ceritanya akan terasa sangat relate. Tentu sering didengar di media betapa banyak kasus perundungan, kekerasan dalam rumah tangga, hingga pelecehan seksual terjadi di negeri ini.
Biasanya para korban tidak memiliki tempat untuk mengadu sehingga korban memiliki simpanan luka sendiri yang ia bawa hingga dewasa. Trauma masa kecil juga menjadi keresahan tersendiri bagi orang tua meski tidak sedikit pula trauma itu muncul karena kesalahan orang tua sendiri.
“Saya mengcapture masalah yang ada di Indonesia mulai dari perundungan yang berdampak besar ke korban, KDRT, sampai pelecehan seksual itu sering terjadi. Belum lagi perilaku orang tua membuat trauma ke anaknya. Termasuk bagaimana susahnya kita mencintai diri sendiri” terang Rudi.
Baca juga: Viral di Netflix! Film Shaitaan Bergenre Horor Asal India Ini Berhasil Masuk Box Office
Pesan Self Love dan Hilangkan Penyesalan
Rudi mengajak pemain yang belum pernah bintangi layar lebar agar terasa real dan ringan. Para pemain film Saat Menghadap Tuhan di antaranya Rafi Sudirman, Dede Satria, Cindy Sebastiani, Gilbert Pattiruhu, Poppy Sovia, Denisha Wahyuni, dan Abellio Parengkuan.
Pada kenyataannya, seseorang yang mengalami trauma dari kisah cinta yang gagal, perundungan, pelecehan seksual, atau KDRT seringkali merasa menjadi pribadi yang tak berarti. Mengisi hari dengan penyesalan dan mengandaikan jika hal itu tidak terjadi.
Pesan yang disampaikan film Saat Menghadap Tuhan ialah kenyataan bahwa tidak ada yang bisa diubah dari masa lalu, apapun yang pernah terjadi harus tetap cintai diri sendiri dan bangkit untuk bisa tetap hidup dan menggapai masa depan yang lebih baik.
Film Saat Menghadap Tuhan merupakan karya pertama rumah produksi milik Rudi, RexCorp. Film mulai tayang di bioskop Indonesia mulai 6 Juni 2024. Film ini cocok untuk ditonton anak remaja, orang tua, insan pendidikan, maupun seluruh kalangan masyarakat agar lebih aware dan ikut lakukan pencegahan segala kebiasaan buruk di lingkungannya.