Skip to content

Diserang Ransomware! Hacker Minta Tebusan Rp 131 M Sebagai Jaminan Keamanan Pusat Data Nasional

pusat data nasional diserang ransomware

Hinsa Siburian selaku Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjelaskan bahwa server Pusat Data Nasional (PSN) tengah diserang ransomware pada hari Kamis (20/06).

“Kami sampaikan telah terjadi insiden nasional yang menyerang pusat data yakni berupa serangan siber BrainChipper Ransomware,” ungkap Hinsa Siburian saat konferensi pers pada hari Senin (24/06).

Hinsa Siburian juga menegaskan bahwa serangan kali ini sebagai bentuk pergembangan terbaru dari pendahulunya. Di mana Ransomware tersebut merupakan pengembangan dari jenis sebelumnya Lockbit 3.0.

Baca juga: Meta Siap PHK Karyawan Lagi! Imbas Divisi Baru Wearable Sebagai Induk Hardware Meta AR

Herlan Wijanarko Ungkap Adanya Permintaan Tebusan Rp 131 M dari Hacker

Menurut keterangan yang disampaikan oleh Herlan Wijanarko selaku Direktur Network & IT Solution Telkom Group bahwa hacker yang melancarkan serangan menggunakan ransomware BrainChipper diduga kuat mengajukan permintaan tebusan jika ingin data PSN kembali dalam keadaan aman. Jumlahnya pun sangat fantastis mencapai Rp 131 M.

“Mereka (pihak hacker) mengajukan permintaan tebusan dengan nominal mencapai USD 8 juta atau senilai Rp 131 M,” ungkap Herlan Wijanarko.

Untuk menindaklanjuti ancaman serius dari Ransomware tersebut, BSSN bersama Cybercrime Polri dan TelkomSigma tengah bekerjasama dalam upaya investigasi. Prosesnya dilakukan secara menyeluruh berdasarkan dengan semua bukti forensik yang telah ditemukan sebagai petunjuk.

“Bukti yang saat ini sudah kita peroleh meski masih terbatas, selanjutnya akan kami laporkan secara berkala setiap ada kemajuan melalui berbagai upaya uang sudah diusahakan oleh pemerintah,” jelasnya.

Baca Juga  Jangan Panik! Ini 5 Cara Mengembalikan Play Store yang Hilang Di HP Samsung

Pusat Data Nasional Masih dalam Proses Perbaikan

Lebih lanjut, Hinsa mengatakan bahwa kejadian yang menimpa BSSN ini bisa kita jadikan pembelajaran yang sangat berharga agar di kemudian hari tidak ada lagi peristiwa serupa seperti ini.

 “Kita coba untuk mengungkapkan kondisi saat ini agar bisa dijadikan sebagai lesson learn sehingga nantinya akan ada langkah antisipasi sedini mungkin dan kemungkinan bisa dihindari,” tegasnya.

Sebagai langkah penyelamatan data, BSSN yang bekerja sama dengan Telkomsigma berusaha untuk menciptakan Pusat Data Nasional Sementara. Tujuannya adalah untuk memastikan semua pelayanan pemerintah bisa berjalan tanpa ada kendala.

“Meski sebelumnya sempat terhambat, terlihat pada Senin pagi layanan imigrasi bisa berjalan dengan lancar. Mulai dari layanan tempat pemeriksaan imigrasi, layanan tempat izin tinggal, layanan visa, layanan manajemen dokumen imigrasi, on boarding, layanan visa on arrival, layanan paspor hingga DPI,” tambahnya.

Layanan Imigrasi yang Sempat Tumbang, Kini Bisa Beroperasi Kembali

langkah pencegahan serangan siber ransomware

Menurut keterangan yang diberikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, layanan keimigrasian sudah mulai membaik dan berjalan normal, meski sebelumnya memang sempat terkendala karena adanya masalah pada Pusat Data Nasional.

Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen APTIKA Kominfo juga turut menjelaskan bahwa pemulihan layanan keimigrasian terus diupayakan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi demi memastikan sistemnya segera berangsur membaik.

Counter petugas imigrasi dan sistem autogate sudah kembali berfungsi normal, baik itu pada pintu kedatangan maupun pada pintu keberangkatan,” kata Semuel Abrijani Pangerapan pada hari Senin (24/06).

Sementara untuk sistem layanan lain, pihaknya terus berupaya untuk melakukan pemulihan secara bertahap dengan melakukan berbagai langkah mitigasi guna mencegah adanya dampak yang mungkin bisa semakin meluas.

Baca Juga  Indonesia Menjadi Negara Paling Banyak SDM Pengguna AI Dibanding Ruang Lingkup Asia Pasifik dan Global, Apa Penyebabnya?

“Skala prioritas menjadi tolak ukur dalam proses penanganan guna mempertahankan layanan publik agar tetap berjalan lancar dan optimal,” tutup Semuel Abrijani Pangerapan.

Semuel Abrijani Pangerapan sebagai pihak yang mewakili Kominfo, secara terang-terangan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik atas segala hal yang berdampak terganggunya layanan publik.

Komentar