Skip to content

Diduga 170 Juta Data Pengguna Terekspos! AS Tuding TikTok Lakukan Pelanggaran Privasi Anak-anak

TikTok Lakukan Pelanggaran Privasi

Department of Justice/ DOJ Amerika Serikat berencana menggugat TikTok atas tuduhan pelanggaran hak privasi anak-anak. Langkah departemen kehakiman ini berbanding terbalik sebab sebelumnya DOH menyebut TikTok menyesatkan pengguna dewasa dengan praktik privasi data.

Komisi Perdagangan Federal Trade Commission (FTC) AS menyelidiki adanya potensi pelanggaran yang diperbuat TikTok beserta induk perusahaannya, ByteDance. Sebelumnya pada tahun 2020 FTC dan DOJ melaporkan TikTok gagal memenuhi perjanjian perlindungan privasi anak-anak yang dibuat tahun 2019.

Namun TikTok membantah tuduhan kedua lembaga pemerintahan AS tersebut, TikTok kecewa karena mereka begitu saja mengajukan tuntutan hukum tanpa mempertanyakan atau mendiskusikan terlebih dahulu.

“Penyelidikan telah mengungkap alasan mengapa TikTok melanggar dan proses hukumnya untuk kepentingan publik” klaim FTC hari Minggu (23/6).

Baca juga: Media Sosial Whee Milik TikTok Diam-diam Diluncurkan, Ternyata Mirip Instagram

170 Juta Data Pengguna TikTok AS Diakses Pemerintah Tiongkok

Tuntutan berdasarkan dari penyelidikan adanya 170 juta data pengguna TikTok AS diakses secara ilegal oleh pemerintah Tiongkok. TikTok pun juga membantahnya. TikTok menantang UU yang disahkan pada April lalu yang meminta ByteDance harus mendivestasi asetnya di AS maksimal 19 Januari tahun depan atau akan diblokir.

ByteDance menegaskan tindak pelarangan tidak bisa dilakukan tanpa adanya keputusan atau intervensi dari pengadilan dimana divestasi tidak bisa dilakukan secara teknologi, harus secara hukum atau komersial.

TikTok belum menanggapi secara detail tentang tuduhan pelanggaran hak privasi anak-anak yang disampaikan pada perusahaan mereka. TikTok sebelumnya telah berulang kali menjelaskan pihaknya tidak mencampurkan antara masalah politik dengan bisnis namun masih mendapat pandangan negatif oleh pemerintah AS.

Baca Juga  Apple Mulai Unjuk Kebolehan IOS 18, Seperti Ini Fitur Baru iPhone!

Hubungan Panas Tiongkok dan AS

Diketahui TikTok berasal dari Tiongkok, negara yang tidak terlalu menjalin hubungan baik dengan AS bahkan hubungan keduanya sempat memanas usai Tiongkok menganggap AS ialah dalang perlawanan Taiwan. Pada masa itu, setiap kali pejabat AS berkunjung ke Taiwan, Tiongkok mempertegas posisinya dan mengumumkan pelatihan perang.

Apapun yang berasal dari Tiongkok dan beredar di AS termasuk media sosial TikTok selalu mendapat kecurigaan. TikTok dicurigai memata-matai warga dan pejabat AS hingga mencuri data pribadi. TikTok pernah memberi penjelasan langsung pada DPR AS namun hingga kini ketegangan masih terus terjadi.

Larangan Penggunaan TikTok Pada Pegawai Negeri di AS

AS tuduh Tiongkok akses data pribadi pengguna Tiktok

Sedangkan AS juga tidak bisa memungkiri bahwa TikTok dipakai oleh begitu banyak warganya, TikTok menjadi salah satu platform media sosial terlaris di dunia termasuk di AS. AS melarang pegawai negerinya untuk memakai atau menginstal TikTok terutama di perangkat dari pemerintah yang dipakai untuk bekerja.

Bukan tidak lain karena adanya kekhawatiran tentang mata-mata. Kini yang terbaru TikTok disebut melanggar hak privasi anak-anak, menyebut ada 170 juta data pribadi pengguna TikTok AS diakses pemerintah Tiongkok. Belum diketahui adakah bukti nyata yang akan dipaparkan oleh FTC dan DOC tentang tuduhan yang disampaikan. TikTok merasa siap menghadapi dan memastikan apa yang dituduhkan pada mereka tidak benar.

Rencana PHK 450+ Staf Tokopedia di Indonesia

Di sisi lain, ByteDance baru-baru ini mengakui akan lakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) ke staf unitnya di Indonesia (Tokopedia). Tidak disebutkan berapa orang yang akan dipecat, Bloomberg menyebut akan ada 450 orang lebih terkena PHK di salah satu platform e-commerce terkemuka Asia Tenggara ini.

Baca Juga  Diserang Ransomware! Hacker Minta Tebusan Rp 131 M Sebagai Jaminan Keamanan Pusat Data Nasional

ByteDance pada Januari 2024 membeli saham mayoritas Tokopedia di GoTo. Jubir ByteDance Indonesia Nuraini Razak menyampaikan memang benar pihaknya akan memecat sejumlah karyawan Tokopedia karena dampak penggabungan TikTok dan Tokopedia.

“Kami mengidentifikasi ada area yang memperkuat tim kami dengan tujuan perusahaan. Perusahaan mendukung para karyawan selama masa transisi ini” katanya.

Komentar